Setiap tahun menjelang nisfu’saban Ribuan umat Islam di Martapura,
Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengikuti ibadah
malam nisfu sya`ban, menjelang tibanya bulan Ramadhan, yang dilaksanakan
hampir semua masjid dan surau yang ada di Kabupaten Banjar tersebut.
yang
terbesar jamaahnya mengikuti ibadah nisfu sya`ban di, yaitu Masjid
Agung Al-Karomah Martapura,Mushalla Ar-Raudhah sekumpul.
Ibadah malam
nisfu sa`ban salat Magrib berjemaah dilanjutkan dengan pembacaan surat
Yasin selama tiga kali. Sebelum membaca surat Yasin secara bersama-sama
ribuan jemaah itu, dilaksanakan doa meminta ampunan Allah SWT, serta
dihapuskan segala dosa yang diperbuat, kemudian berdoa agar dipanjangkan
umur, dimurahkan rezeki dan diberi keselamatan.
Doa lainnya meminta
agar diampuni dosa para orang tua, tetangga, keluarga, serta dosa umat
Islam Indonesia dan umat Islam di dunia. Usai membaca surat Yasin tiga
kali dilanjutkan dengan salat sunah Tasbih berjemaah selama dua kali dan
salat Hajat.
Menurut pandangan umat Islam Kalsel, sepanjang tahun
terdapat lima keutamaan yang cukup istimewa di sisi Allah SWT, yakni
malam Jumat, malam Idulfitri, malam Iduladha, malam pertama bulan Rajab
dan malam nisfu (pertengahan) bulan Sya`ban.
Sabda Rasulullah
Muhammad SAW dalam sabdanya kepada istrinya Aisyah RA, menerangkan
keutamaan malam nisfu Sya`ban, yang merupakan malam mustajabah
(dikabulkan) doa umat oleh Allah SWT.
Secara fisik, kita juga harus
mempersiapkan diri di bulan ini dengan melatih diri memperbanyak ibadah
dan khususnya puasa. Itulah salah satu hikmah kita dianjurkan
memperbanyak puasa pada bulan Sya'ban ini. Dan di bulan Sya'ban ini juga
ada malam nisfu sya'ban, yaitu malam pertengahan bulan Sya'ban. Lepas
dari kuat tidaknya dalil mengenai amalam pada malam tersebut, namun
malam itu bisa kita jadikan waktu pengingat kembali akan
persiapan-persiapan kita dalam menyambut bulan Ramadhan yang penuh
maghfirah. Berikut ini hadist-hadist seputar keutamaan bulan Sys'ban
semoga bisa kita baca dan amalkan:Dari Aisyah r.a. beliau
berkata:"Rasulullah s.a.w. berpuasa hingga kita mengatakan tidak pernah
tidak puasa, dan beliau berbuka (tidak puasa) hingga kita mengatakan
tidak puasa, tapi aku tidak pernah melihat beliau menyempurnakan puasa
satu bulan penuh kecuali bulan Ramadhan dan aku tidak pernah melihat
beliau memperbanyak puasa selain bulan Ramadhan kecuali pada bulan
Sya'ban". (h.r. Bukhari). Beliau juga bersabda:"Kerjakanlah ibadah apa
yang engkau mampu, sesungguhnya Allah tidak pernah bosan hingga kalian
bosan".
Usamah bin Zaid bertanya kepada Rasulullah s.a.w.:'Wahai
Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu memperbanyak berpuasa (selain
Ramadhan) kecuali pada bulan Sya'ban? Rasulullah s.a.w. menjawab:"Itu
bulan dimana manusia banyak melupakannya antara Rajab dan Ramadhan, di
bulan itu perbuatan dan amal baik diangkat ke Tuhan semesta alam, maka
aku ingin ketika amalku diangkat, aku dalam keadaan puasa". (h.r. Abu
Dawud dan Nasa'i).
Dari A'isyah: "Suatu malam rasulullah salat,
kemudian beliau bersujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa
Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk
beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau
berkata: "Hai A'isyah engkau tidak dapat bagian?". Lalu aku menjawab:
"Tidak ya Rasulullah, aku hanya berfikiran yang tidak-tidak (menyangka
Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama". Lalu beliau
bertanya: "Tahukah engkau, malam apa sekarang ini". "Rasulullah yang
lebih tahu", jawabku. "Malam ini adalah malam nisfu Sya'ban, Allah
mengawasi hambanya pada malam ini, maka Ia memaafkan mereka yang meminta
ampunan, memberi kasih sayang mereka yang meminta kasih sayang dan
menyingkirkan orang-orang yang dengki" (H.R. Baihaqi) Menurut perawinya
hadis ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup
kuat.
Dalam hadis Ali, Rasulullah bersabda: "Malam nisfu Sya'ban,
maka hidupkanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya,
sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah
bersabda: "Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang
meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan
cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing." (H.R. Ibnu Majah
dengan sanad lemah).
Ulama berpendapat bahwa hadis lemah dapat
digunakan untuk Fadlail A'mal (keutamaan amal). Walaupun hadis-hadis
tersebut tidak sahih, namun melihat dari hadis-hadis lain yang
menunjukkan kautamaan bulan Sya'ban, dapat diambil kesimpulan bahwa
malam Nisfu Sya'ban jelas mempunyai keuatamana dibandingkan dengan
malam-malam lainnya.
Bagaimana merayakan malam Nisfu Sya'ban? Adalah
dengan memperbanyak ibadah dan salat malam dan dengan puasa. Adapun
meramaikan malam Nisfu Sya'ban dengan berlebih-lebihan seperti dengan
salat malam berjamaah, Rasulullah tidak pernah melakukannya. Sebagian
umat Islam juga mengenang malam ini sebagai malam diubahnya kiblat dari
masjidil Aqsa ke arah Ka'bah. Jadi sangat dianjurkan untuk meramaikan
malam Nisfu Sya'ban dengan cara memperbanyak ibadah, salat, zikir
membaca al-Qur'an, berdo'a dan amal-amal salih lainnya. Wallahu a'lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar