Selasa, 15 Februari 2011

AGAMA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN MENTAL


AGAMA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KESEHATAN MENTAL
Kesehatan mental (mental bygiene) adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani (M.Buchori,1982:13). Orang yang sehat mentalnya ialah orang yang dalam ruhani atau dalam hatinya selalu merasa tenang, aman, dan tentram (M.Buchori,1982: 5). Menurut H.C.Witherington, permasalahan kesehatan mental menyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat lapangan psikologi, kedokteran, psikiatri, biologi, sosiologi, dan agama (M.Buchori, 1982: 5).
Dalam ilmu kedokteran dikenal ostilah psikosomatik (kejiwabadanan). Maksudnya adalah untuk menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang erat antara jiwa dan badan. Jika jiwa berada dalam kondisi yang kurang normal seperti susah, cemas, gelisah, dan sebagainya, maka badan terut menderita.
Beberapa temuan di bidang kedokteran dijumpai sejumlah kasus yang membuktikan adanya hubungan tersebut, jiwa (psyche) dan badan (soma). Dan istilah “makan hati berulam jantung” merupakan cerminan tentang adanya hubungan antara jiwa dan badan sebagai hubungan timbal balik. Jiwa sehat badan segar dan badan sehat jiwa normal.
Di bidang kedokteran dikenal beberapa macam pengobatan antara lain dengan menggunakan bahan-bahan kimia (tablet, cairan suntik atau obat minum). Electro-therapia (sorot sinar, getaran arus listrik). Chibro-practic (pijat), Selain itu juga dikenal pengobatan tradisional seperti tusuk jarum, mandi uap, hingga ke cara pengobatan pendukunan. (K.H.S.S. Djam’an. 1975:11)
Di luar cara-cara seperti itu, sejak berkembang psikoanalisis yang diperkenalkan oleh  Dr. Breuer dan S.Freud, orang mulai mengenal pengobatan  dengan  hipotheria, yaitu pengobatan dengan cara hipnotis.
Sejumlah kasus yang menunjukkan adanya hubungan antara faktor keyakinan dengan kesehatan jiwa atau mental tampaknya sudah disadari para ilmuan sejak beberapa abad lalu. ,misalnya pernyataan Carel Gustaf Jung” diantara pasien saya yang setengah baya tidak seorangpun yang penyebab kejiwaannya tidak dilator belakangi oleh aspek Agama”. (K.H.S.S.Djaman 1875:17)
Kenyataan serupa itu juga akan dijumpai dalam banyak buku yang mengungkapkan akan betapa eratnya hubungan antara agama dan kesehatan mental. Di Indonesia sendiri dua buku yang diterbitkan dengan judul peranan Agama dan Kesehatan mental  oleh Prof. Dr. Zakiah Drajat dan  Agam dan kesehatan Mental oleh  Prof. Dr. Aulia, telah membahas mengenai sejumlah kasus yang menunukkan antara kesehatan jiwa dan Agama. Dan Prof .Dr. Muhammad Mahmud ABD Al Qodir  lebih jauh membahas hubungan antara Agama dan kesehatan mental melalui pendekatan biokimia. Menurutnya, didilam tubuh manusia terdapat Sembilan kelenjar hormone yang memproduksi persenywaan-persenyawaan kimia yang mempunyai pengaruh biokimia tertentu, disalurkan lewat pembuluh darah dan selanjutnya member pengaruh kepada eksisitensi dan berbagai-bagai kegiatan tubuh. Pershormon persenyawaan-persenyawaan itu disebut hormone.
Lebih jauh Muhammad ABD Al Qodir berkesimpulan bahwa segala bentuk gejala emosi seperti rasa bahagia, rasa dendam, rasa marah, takut, berani, pengecut yang ada pada diri manusia akibat pengaruh persenyawaan-persenyawaan  kimia hormon, diamping persenyawaan lainnya.
Jika seorang berada dalam keadaan normal, seimbang hormon dan kimiawinya,, maka ia akan  selalu  berada dalam keadaan aman. Perubahan yang terjadi dalam kejiwaan itu disebut oleh ABD Al Qodir sebagai spektrum hidup.
Jika terjadi keseimbambangan maka akan kembali menjadi normal. Terjadinya pergesekan dari kondisi normal ke daerah yang berbahaya itu, menurut ABD Qodir  sangat bergantung dari drajat keimanan yang tersimpan didalam diri manusia, disamping faktor susunan tubuh serta dalam atau dangkalnya rasa dan  kesadaran  manusia itu.( Muhammad Mahmud ABD Al Qodir, 1979)
Penemuan Muhammad Mahmud ABD Al Qodir seorang ulama dan ahli biokimia ini, setidak-tidaknya member bukti akan adanya hubungan antara keyakinan Agam dan kesehatan jiwa. Pengobatan penyakit batin melalui bantuan Agama lebh banyak dipraktikkan orang.
  Salah satu cabang ilmu jiwa,yang tergolong dalam  psikologi Humanistika dikenal logo terapi  ( logos berarti makna dan juga rohani) logoterapi dilandasi falsafah hidup dan wawasan mengenai manusia yang mengakui adanya dimensi sosial pada kehidupan manusia. Logo terapi menunjukkan tiga bidang kegiatan secara potensial memberi  peluang kepada seseorang untuk menemukan makna hidup bagi dirinya sendiri ( logos berarti makna dan juga rohani) logo terapi dilandasi falsafah hidup dan wawasan mengenai manusia yang mengakui adanya dimensi social pada kehidupan manusia. Logo terapi menunjukkan tiga bidang kegiatan secara potensial memberi peluang kepada seseorang untuk menemukan makna hidup bagi dirinya sendiri. Ketiga kegiatan itu adalah :
1.      Kegiatan berkarya, bekerja dan mencipta, serta melaksanakan sebaik-baiknya tugas dan kewajiban masing-masing
2.      Keyakinan dan penghayatan atas nilai-nilai tertentu( kebenaran, keindahan, kebijakan, keimanan dan lainnya) dan
3.      Sikap tepat yang diambil keadaan dan penderitaan yang tidak terelakkan lagi.

Dalam menghadapi siakp yang tidak terhindarkan lagi pada kondisi yang ketiga, menurut logoterapi, maka ibadah merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuka pandangan seseorang akan nilai nilai potensial dan makna hidup yang terdapat dalam diri dan sekitarnya(Hanna Djumhana  Bastaman,1989)
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. H. Rama yulis, Psikologi Agama,  Mulia Jakarta:2007
Prof. Dr. H. Jalaluddin, Psikologi Agama, Rajagrapindo Persada, Jakarta:2008


1 komentar: